Sunday, April 5, 2009
LP fraktur
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURISI. PENGERTIANFraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart)II. JENIS FRAKTURa.Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.b.Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulangc.Fraktur tertutup : fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulitd.Fraktur terbuka : fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.e.Greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.f.Transversal : fraktur sepanjang garis tengah tulangg.Kominutif : fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmenh.Depresi : fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalami.Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)j.Patologik : fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.III. ETIOLOGIa. Traumab. Gerakan pintir mendadakc. Kontraksi otot ekstemd. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasmaIV. PATYWAYSTrauma langsung trauma tidak langsung kondisi patologisFRAKTURDiskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang Perub jaringan sekitar kerusakan frakmen tulangPergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr kapilerputus vena/arteri peningk tek kapiler reaksi stres kliendeformitasperdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamingg. fungsi protein plasma hilang memobilisai asam lemakkehilangan volume cairanedema bergab dg trombositembolipenekn pem. drhmenyumbat pemb drhpenurunan perfusi jarV. MANIFESTASI KLINISa. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edemab. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patahc. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnyae. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulitVI. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnyab. Pemeriksaan jumlah darah lengkapc. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigaid. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjalVII. PENATALAKSANAANa. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.b. Imobilisasi frakturDapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau internac. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredara darahVIII. KOMPLIKASIa. malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembaliIX. PENGKAJIAN DATA DASARa. aktivitas/istirahat kehilangan fungsi pada bagian yangterkenaz Keterbatasan mobilitaszb. Sirkulasi Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)z Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)z Tachikardiz Penurunan nadi pada bagiian distal yang cideraz Cailary refil melambatz Pucat pada bagian yang terkenaz Masa hematoma pada sisi cederazc. Neurosensori Kesemutanz Deformitas, krepitasi, pemendekanz kelemahanzd. kenyamanan nyeri tiba-tiba saat cideraz spasme/ kram ototze. keamanan laserasi kulitz perdarahanz perubahan warnaz pembengkakan lokalzz X. PRIORITAS KEPERAWATAN a. Mencegah cedera tulang/ jaringan lanjutb. Menghilangkan nyeric. Mencegah komplikasid. Membeikan informasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatanXI. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskulerb. Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangc. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikanXII. INTERVENSI a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskulerTujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatanKriteria hasil: Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkinz Mempertahankan posisi fungsinalz Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakitz Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitaszIntervensi:a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkanb. Tinggikan ekstrimutas yang sakitc. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakitd. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerake. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasf. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitasg. Ubah psisi secara periodikh. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapib.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulangTujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatanKriteria hasil: Klien menyatajkan nyei berkurang Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat Tekanan darahnormal Tidak ada eningkatan nadi dan RRIntervensi:a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyerib. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baringc. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburand. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransie. Jelaskanprosedu sebelum memulaif. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktifg. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhanh. Observasi tanda-tanda vitali. Kolaborasi : pemberian analgetikC. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikanTujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatanKriteria hasil: Penyembuhan luka sesuai waktuz Tidak ada laserasi, integritas kulit baikzIntervensi:a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainaeb. Monitor suhu tubuhc. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjold. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuhe. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutanf. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkoholg. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasih. Kolaborasi emberian antibiotik.DAFTAR PUSTAKA1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment